03199034291
Admin@sugihwaras.desa.id
Statistik
Pengunjung

Hari Ini | : | 161 |
Kemarin | : | 248 |
Total | : | 187.364 |
Sistem Operasi Perangkat Yang Anda Gunakan
Unknown Platform
Browser Yang Anda Gunakan
Tidak ditemukan
IP Anda
3.235.24.113

SYAIFUL
Kepala desa
Hadir

NUR AMIRIL
Sekretaris Desa
Hadir

MUCHLISIN
Kasi Kesra
Hadir

SITI JAMILAH
Kasi Pemerintahan
Hadir

FITA FITRIA LESTARIANA
Kaur TU & Umum
Hadir

LONA EDRIA INTAN S
Kaur Keuangan
Hadir

M. NASRULLOH
Kaur Perencanaan
Hadir

MOH. SODIQ
Kasi Pelayanan
Hadir

SUHERMAN
Kepala Dusun Waras
Hadir

BAHRUL ULUM
Kepala Dusun Rejo
Hadir
Perbedaan Swadaya, Swakarsa dan Swasembada
Tahukah Anda berapa jumlah desa dan kelurahan di Indonesia. Data Badan Pusat Statistik No 66 Tahun 2016 menyebut ada 74.754 desa dan 8.430 kelurahan di seluruh Indonesia. Lalu tahukah Anda bahwa berdasar perkembangannya, desa terbagi menjadi 4 kelompok yakni Desa Tradisional, Desa Swadaya, Desa Swakarya dan Desa Swasembada. Apa yang dimaksud dengan Desa Tradisional?
Desa Tradisional
Desa Tradisional atau pra-desa adalah tipe desa pada masyarakat suku terasing yang seluruh kehidupan masyarakatnya masih sangat tergantung dengan alam mulai dari cara bercocok-tanam, pemeliharaan kesehatan, pengobatan dan pengolahan makanan. Biasanya pola seperti terjadi pada desa dengan wilayah yang terpencil dan jauh dengan kelompok masyarakat yang lain sehingga warganya lebih tertutup. Pola hubungan antar warganya sangat erat dan desa itu belum memiliki berbagai sarana yang memadai untuk mendukung mobilitas sosial.
Desa Swadaya
Adalah desa yang masih memiliki berbagai situasi yang terbatas seperti eduduk yang jarang, peri kehidupan yang masih terikat dengan adat-istiadat, lembaga-lembaga masyarakatnya masih sangat sederhana dan tingkat pendidikan warganya masih sangat rendah. Kegiatan ekonomi penduduknya masih bergantung dengan alam seperti bertani. Biasanya desa seperti ini berada di lokasi terpencil dank arena berbagai keterbatasannya sistem mata pencaharian masih berpusat pada pemenuhan kebutuhan sehari-hari saja. Lokasinya yang jauh dan kurangnya sarana seperti jalan raya membuat warga desa Swadaa masih
Desa Swakarya
Desa Swakarya sering juga disebut desa peralihan antara desa swadaya dan dan desa swasembada. Desa Swakarya memiliki ciri seperti adat-istiadatnya masih dijalankan tetapi sudah tidak mengikat lagi, sudah mulai beradaptasi dengan teknologi dan peralatan canggih dan tidak tersiolasi seperti halnya desa swadaya. Letak desa Swakarya tidak terlalu jauh dari pusat ekonomi atau kota sehingga lebih mudah mendapatkan berbagai akses untuk mendukung aktivitas ekonomi warga. Mata pencaharian warga juga mulai beraneka-ragam, tida lagi hanya mengandalkan sektor agraris. Di desa ini warga juga roda pemerintahan desa sudah berjalan cukup efektif dan masyarakat punya semangat gotong-royong yang sangat baik.
Warga desa swakarya sudah memiliki tingkat pendidikan yang cukup memadai dan desa ini juga sudah memilik sarana transportasi seperti jalan untuk menciptakan pergerakan ekonomi dan sosial. Sehingga, jarak sudah tidak lagi menjadi penghalang bagi warganya untuk menciptakan aktivitas sosial lainnya. Masyarakat desa seperti ini sudah mulai mampu meningkatkan taraf kehidupannya dengan hasil kerjanya sendiri.
Desa Swasembada
Yang keempat adalah desa Swasembada. Ini adalah desa yang paling maju di antara ketiga desa sebelumnya. Desa seperti ini biasanya berada di kota kecamatan atau dekat dengan kota tapi bukan kelurahan. Perikehidupan waga desa ini sudah sangat maju dan bisa memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya. Sudah menguasai teknologi dan memiliki berbagai alat untuk mendukung aktivitas ekonomi mereka karena warga desa ini memiliki pendidikan tinggi, pekerjan yang beragam dan pola berpikir yang udah sangat rasional. Warga desa Swasembada sudah tidak terikat adat-istiadat dan tidak lagi terisolir. Lokasinya yang dekat dengan kota membuat desa ini memiliki berbagai pilihan bagi warga untuk bekerja dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Itulah berbagai jenis desa dari sisi perkembangnnya.
Komentar
Natasya
05 November 2021 20:11:26
Kirim Komentar
Komentar Facebook
VIDEO DESA
Transparansi Anggaran
APBDes 2022 Pelaksanaan
PENDAPATAN
Rp. 2,336,442,397Rp. 2,336,442,397
BELANJA
Rp. 2,348,662,244Rp. 2,348,662,244
PEMBIAYAAN
Rp. 12,219,847Rp. 12,219,847
APBDes 2022 Pendapatan
Hasil Aset Desa
Rp. 147,500,000Rp. 147,500,000
Lain-Lain Pendapatan Asli Desa
Rp. 55,000,000Rp. 55,000,000
Dana Desa
Rp. 1,236,066,000Rp. 1,236,066,000
Bagi Hasil Pajak dan Retribusi
Rp. 363,963,045Rp. 363,963,045
Alokasi Dana Desa
Rp. 424,913,352Rp. 424,913,352
Bantuan Keuangan Provinsi
Rp. 100,000,000Rp. 100,000,000
Bantuan Keuangan Kabupaten/Kota
Rp. 9,000,000Rp. 9,000,000
APBDes 2022 Pembelanjaan
BIDANG PENYELENGGARAN PEMERINTAHAN DESA
Rp. 837,318,770Rp. 837,318,770
BIDANG PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA
Rp. 386,987,700Rp. 386,987,700
BIDANG PEMBINAAN KEMASYARAKATAN
Rp. 444,260,894Rp. 444,260,894
BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Rp. 86,783,200Rp. 86,783,200
BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA, DARURAT DAN MENDESAK DESA
Rp. 593,311,680Rp. 593,311,680
Bagikan